Senin, 22 Juni 2015

essai gaya hidup generasi muda



Gaya Hidup Generasi Muda Madura
Dalam Menjaga Nilai-Nilai Kearifan Lokal Budaya
Moh.Abdul Majid Al Ansori
MA. MAMBAUL ULUM BATA-BATA
Madura…! Akulah darahmu…! Madura…! Akulah darahmu…!
Madura…! Akulah darahmu…!
Bentangkan sayapmu dan kepakkanah dalam bahtera pergulatan maut di penghujung samudera. Kobarkan api juangmu, tuk membakar tiap langkah para singa yang tengah bersiap dengan seribu terkamannya. Serulah aku dan segenap pribumimu ! karena, kami adalah darahmu…!
            Kalangan pemuda dalam suatu bangsa memang merupakan prioritas yang penting untuk diperbincangkan. Masa muda yang tengah mereka alami adalah masa pertengahan, dimana pada masa itu mereka sudai mulai mencoba untuk berfikir dan berani menentukan pilihan hidup mereka. Baik atau burukkah hal-hal yang akan mereka perbuat. Sehingga bisa disimpulkan pula bahwa masa muda atau masa remaja merupakan masa keemasan dan kecerdasan otak bagi setiap insan manusia.
            Bermodalkan otak yang cerdas dan brilian tersebut, seorang pemuda akan terdorong untuk terus berfikir dan mengkhayal. Pada saat seperti itu pula, angan-angan akan cita-cita di masa mendatang sudah mulai mereka pertimbangkan. Sehingga mereka akan banyak disibukkan dengan aktivitas berfikir dan banyak terjun di dunia keorganisasian yang sangat berorientasi pada cita-cita yang telah mereka pilih. Maka tentunya mereka tidak akan terlepas dari aktivitas berfikir tersebut.
            Beda halnya dengan masa tua atau yang biasa disebut dengan masa dewasa. Pada masa-masa seperti ini, seseorang dalam kapasitas berfikirnya sudah mengalami penurunan meskipun hal itu tidak begitu signifikan, dan mereka tidak lagi berupaya mengembangkan kepribadian mereka. Merekapun berhenti dari mensibukkan diri dengan aktivitas yang berorientasi pada pengembangan diri dan karakteristik. Akal pemikiran mereka cenderung tertuju pada hal-hal yang lebih subtantif, semisal mengenai pola hidup, hubungan sosial dengan masyarakat, dan perekonomian serta kesejahteraan keluarga.
            Dengan hal itu, ketika kalangan pemuda dihubungkan dengan keberadaan suatu bangsa, secara otomatis mereka memiliki peranan penting di dalam kemelut kehidupan bangsa tersebut. Sehingga dari pernyataan di atas, mengenai kecerdasan intelektual generasi muda yang bernilai lebih, kalangan pemuda dalam kehidupan berbangsa dapat diartikan secara mendasar bahwa mereka merupakan bentuk kadernisasi di masa mendatang dalam mengaktualisasikan suatu bangsa yang mereka usung. Sebagaimana argumentasi yang dilontarkan oleh seorang pepatah arab;
"شبّان اليوم رجال الغد"
“pemuda masa kini adalah generasi di masa mendatang”
Bukan hanya ini saja, tokoh-tokoh terkemuka Indonesiapun ikut melontarkan argumentasi mereka yang senada dengan pernyataan pepatah barusan, meskipun dalam konteks pernyataan yang berbeda, semisal;
“bawalah padaku sepuluh orang pemuda,akan aku ubah dunia”
            Sebegitu pentingkah peran pemuda dalan suatu bangsa? Jawabannya adalah iya. Kalangan pemuda dalam suatu bangsa merupakan bentuk gambaran ataupun cuplikan mendasar dari karakteristik dan kehidupan bangsa tersebut. Sehingga bisa dikatakan bahwa pemuda merupakan ruh dari sebuah bangsa, dan Madura sendiri tentunya tidak terlepas dari peranan pemuda di dalam pergerakan dan perkembangannya. Maka perlu adanya bentuk kesadaran dari kalangan pemuda Madura. Sangat diharapakan sekali generasi muda Madura untuk menggalang kekuatan dan mencurahkan segenap ide-ide cemerlang mereka untuk melahirkan produk-produk baru dan bermutu, baik dari segi sosial, pendidikan maupun budaya yang merupakan identitas terkuat Madura yang sangat familiar di persada nusantara.
            Berbicara mengenai kebudayaan di Madura, Madura memang dipenuhi dengan beraneka ragam budaya, dan kebudayaan di Madura tentunya tak sedikit orang yang telah mengacungkan jempol bahkan dengan suka rela berpartisipasi dalam pelestarian kebudayaan Madura tersebut. Dari sektor seni rias dan busana, siapa yang tidak tahu batik. Batik yang masa kini sudah menyebar ke seluruh nusantara bahkan dapat menembus pasar internasional merupakan karya tangan-tangan ahli Madura yang sangat menakjubkan. Di sektor olahraga pun begitu meriah. Kebudayaan Madura yang dikenal dengan kerapan sapi tersebut tak kalah menariknya, dan banyak pula pengunjung-pengunjung dari luar daerah yang menyempatkan diri berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
            Hal ini masih secara garis besarnya saja, kebudayaan-kebudayaan di Madura yang sangat menjadi sorotan publik dan masih dilestarikan di banyak tempat di pulau Madura. Namun, bukan berarti Madura tidak memiliki kebudayaan lainnya. Dalam pentas pertunjukan seni tari Madura punya yang namanya tari topeng dalang, yang sempat menjadi sorotan publik. Ada pula tarian-tarian islami yang pada masa kini masih terus dikembangkan dan dilestarikan di banyak pondok pesantren di Madura. Lagu-lagu khas daerah pun tak kalah menarik. Begitu pula dari sektor kebahasaan yang banyak sekali dihiasi dengan sastra-sastra yang sarat dengan kandungan keagamaaan, sosial, dan yang lainnya.
            Namun nyatanya, di masa modernisasi seperti sekarang ini, kebudayaan-kebudayaan Madura tampaknya mengalami kemerosotan sedikit demi sedikit. Mungkin hanya batik dan kerapan sapi saja yang saat ini masih terus dilestarikan. Kebudayaan-kebudayaan tari bahkan adat istiadat keagamaan sudah kurang diperhatikan. Lebih ironisnya lagi, bahasa yang merupakan identitas asli Madura sudah jaramg dipakai, sehingga seakan-seakan bahasa Madura menjadi sebuah bahasa yang asing di daerahnya sendiri
            Sangat disayangkan sekali, dalam kenyataannya, kemerosotan budaya Madura banyak datang dari kalangan pemuda. Pemuda yang sangat diharapkan dapat  melestarikan bahkan menghantarkan kebudayaan Madura ke kasta tertinggi malah berbalik arah. Generasi muda Madura seakan-akan menelantarkan kebudayaan Madura di ujung gerbang kepunahan. Pemuda dalam konteks yang seperti ini banyak dipengaruhi oleh modernisasi dan kemajuan zaman yang telah merasuki jiwa mereka. Kedatangan modernisasi di Madura tampaknya disambut secara mutlak. Generasi muda tidak terlebih dahulu berfikir untuk memilah dan memilih informasi dan hal-hal yang datangnya dari luar. Sehingga hal itu membuat idealisme dan pola hidup mereka menjadi berubah dan banyak dihipnotis oleh berbagai kebudayaan barat yang hadir bersama datangnya kemajuan teknologi.
            Generasi muda telah salah menanggapi adanya kemajuan teknologi sehingga berdampak buruk pada kebudayaan Madura. Mereka menganggap sudah tidak zamannya lagi bila generasi muda masih bersikukuh dan berpartisipasi dalam kebudayaan tradisional.
Kalangan pemuda sudah banyak menyerap budaya budaya asing dan mencampur aduknya dengan budaya lokal madura. Bahasa Madura sudah tidak lagi mereka kenal, mereka lebih suka berbahasa inggris ataupun lainnya karena dengan hal itu mereka merasa tampil trendy, keren dan semacamnya. dan hal ini bisa dibuktikan dengan bukti yang cukup akurat. Apakah ada kalangan pemuda yang masih bersenandung dengan lagu-lagu daerah? Semua itu telah mereka ubah dengan musik dari band-band ternama. Masih adakah dari mereka yang menggemari tarian topeng dalang?  Hal itu pula telah mereka ganti dengan komunitas boy’s band dan semacamnya. Lalu apakah  masih ada pula kalangan pemuda yang sudi memakai pakaian adat? Nyatanya telah mereka ganti dengan shrit, jeans dan lainnya. Inilah bentuk perubahan yang sangat jelas dari pola hidup generasi muda di Madura terhadap keberadaan budaya Madura. Padahal, generasi muda sepantasnya dengan perkembangan tekhnologi yang canggih seperti masa kini dapat memperkenalkan pada dunia akan kebudayaan Madura yang melimpah ruah itu.
Namun, bukan berarti generasi muda telah terlambat untuk memperbaiki hal itu. Masih banyak peluang yang dimiliki,yang pada dasarnya harus ada bentuk kesadaran dari tiap individual pemuda. Dari kesadaran itulah mereka akan berusaha mempertahankan kebudayaan Madura tanpa harus merubah pola hidup mereka. Hal itu pula merupakan bentuk (حبّ الوطن)  kecintaan mereka pada tanah airnya. Pemuda yang dapat mengaktualisasikan hal tersebut adalah pemuda Madura yang sesungguhnya., karena karakteristik dari jiwa orang Madura sejati adalah pemberani dan siap menjaga harga diri. Oleh karena itu, kalau memang mereka mengakui sebagai generasi muda Madura, apakah mereka hanya akan diam saja disaat kebudayaan mereka sendiri dicemari oleh kebudayaan asing?

 Sorak-sorai burung dan percikan air di hamparan padang rumputmu merasuk dalam sukmaku. Dada pun kini membusung, saat sebuah suara dengan sengaja memekakkan telinga berupa jeritan tanah garam yang ketakutan akan hilangnya sederetan mutiara samudera. (conan jimmy)
Madura akulah darahmu…!



Terima Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar