Potensi Terpendam pada Jiwa Remaja
Nakal
*Oleh : Moh. Abdul Majid Al Ansori
Nakal ...??? apa sih untungnya seseorang larut dalam kenakalan? Pemuasan
nafsu, kesenjangan sosial, tensi pergaulan, membuntuti arah lajurnya zaman?
Kenakalan yang ujung-ujungnya malah diderai keputus asaan, keterpurukan, dan
masa depan yang harus musnah terbakar. Bila harus dikatakan rugi? Mesti rugi.
Materi, waktu, dan pengatahuan adalah segelintir dari kerugian itu. Kerugian
lebih intim terletak pada hilangnya hubungan sosial dengan orang-orang yang
sepantasnya memberikan kasih sayangnya, seperti halnya keluarga, guru, ataupun
sahabat baik. Tak dapat hasil, merugi pula. Sungguh terlalu......
Setiap orang memiliki potensi yang
berbeda. Dalam literatur kecerdasan, banyak orang mengatakan bahwa kecerdasan
itu bersifat statis dan tidak akan mengalami perkembangan. Namun, apakah
anggapan yang seperti ini tidak akan membunuh mental mereka yang memiliki
kecerdasan di bawah rata-rata? Namun, bila kita sedikit menoleh ke belakang
kepada sosok Ary Ginanjar Agustian, dimana dia sudah mengemukakan paham ESQ
yang memberikan indikasi bahwa kecerdasan intelektual tak mampu berdiri
sendiri. Di balik tabir IQ, tersimpan kekuatan atau power EQ dan SQ yang
berperan penting dalam pengembangan kualitas diri.
Dari sudut pandang itulah, potensi
pada diri remaja nakal penting diperhitungkan. Setidaknya, mereka telah
mengantongi kecerdasan emosional guna menjadi modal awal dalam peningkatan
kualitas diri. Dalam kecerdasan intelektual pun, lantas bukan berarti malah
memvonis istilah “paceklik” pada mereka. Terkadang saja, dalam sekian banyak
fenomena kemasyarakatan, orang-orang besar terlahir dari masa lalu yang kelam
sehingga dari sanalah mereka banyak mencicipi asam garam
kehidupan dan akhirnya berusaha bangkit dari masa gelapnya. Saya rasapun, semua orang bisa melakukannya bukan?
Menganalisa sumber kenakalan
“Semua insan terlahir dengan
fitrah”. Kefitrahan disini mengindikasikan bahwa seorang manusia lahir tanpa
berbekal apapun. Sisi baik dan buruknya suatu keadaan terdengar terlalu
subjektif pada awalnya. Namun, melalui dimensi waktu perkembangan yang dijalani
lantas memberikan rekasi pada stabilitas dan kredibilitas kejiwaan seseorang.
Baik dan buruk hasilnya pada langkah ke depan merupakan
faktor ekstern lingkungan. Dimana lingkungan akan menghantarkan seseorang pada
lentera kesuksesan dan kebahagiaan atau malah menenggelamkannya pada lautan
lumpur keterpurukan dan penyesalan.
Kenakalan menjadi contoh kecil
diantaranya. Kenakalan seseorang tidaklah berdasar pada
kepribadiannya sendiri. Pasti ada pendorong, penggerak, penyuplai agar
seseorang itu dapat terjangkit virus kenakalan tersebut. Lantas, bila kenakalan
yang banyak mengakar pada diri remaja kekinian tidak bersumber pada dirinya
sendiri melainkan pada lingkungan yang mengelilinginya, usahakan untuk berhenti
dari individu ekosistem lingkungan itu. Diperlukan pula mengadakan perubahan
sosial. Gunakan setiap peluang untuk berubah dan mengenali ekosistem kebaikan,
disusul dengan mengakrabkan diri dengannya, dan diakhiri dengan mencintainya.
Masa depan yang gemilang adalam
idaman dan harapan setiap orang. Action to Change! Dan mulailah dari sekarang.
Tidak ada kata terlambat. Keterlambatan hanya akan
menjadi catatan merah dalam sejarah hidup seseorang, ketika ia hanya berdiam
diri hingga bumi menenggelamkannya lagi. Itulah keterlambatan yang sebenarnya
dalam menjalani ragam pernak-pernik kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar